Translate

Senin, 10 November 2014

MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI






A. MASALAH SOSIAL, BATASAN DAN PENGERTIAN

Masalah  sosial  adalah  suatu  ketidak  sesuaian   antara   unsur-unsur  kebudayaan  atau masyarakat,  yang  membahayakan  kehidupan  kelompok  sosial.  Jika  terjadi  bentrokan antara  unsur-unsur  yang  ada  dapat  menimbulkan  gangguan  hubungan  sosial  seperti kegoyahan  dalam  kehidupan  kelompok  atau  masyarakat.

Masalah  sosial  muncul  akibat  terjadinya  perbedaan  yang  mencolok  antara  nilai dalam   masyarakat dengan  realita  yang  ada.  Yang  dapat  menjadi  sumber  masalah sosial  yaitu  seperti  proses  sosial  dan  bencana  alam.  Adanya  masalah  sosial  dalam masyarakat  ditetapkan  oleh  lembaga  yang  memiliki  kewenangan  khusus  seperti tokoh  masyarakat,  pemerintah,  organisasi  sosial,  musyawarah  masyarakat,  dan  lain sebagainya.
Masalah  sosial  dapat  dikategorikan  menjadi  4  jenis  faktor,  yakni  antara  lain  :
1. Faktor  Ekonomi  :  Kemiskinan,  pengangguran,  dll.
2. Faktor  Budaya  :  Perceraian,  kenakalan  remaja,  dll.
3. Faktor  Biologis  :  Penyakit  menular,  keracunan  makanan,  dsb.
4. Faktor  Psikologis :  penyakit  syaraf,  aliran  sesat,  dsb.
Memang  di  dunia  ini  tidak  ada  satu  mahluk  pun  yang  sempurna  dari  segala  sisi  kehidupannya.
Di  negara-negara miskin dan yang sedang membangun, pasangan yang baru saja menikah, biasanya langsung terjun dalam proyek mempunyai anak, karena memang itulah tujuan pernikahan bagi mereka, membentuk sebuah keluarga.
Di sisi lain, banyak anak-anak perempuan umur belasan tahun yang hamil akibat dari kelengahan mereka yang tidak menggunakan proteksi ketika berhubungan intim dengan lawan jenisnya. Di mana pada kenyataannya sebagian besar dari mereka tidak siap dengan kedatangan bayi tersebut.
Mereka akhirnya berakhir di klinik-klinik aborsi yang banyak direkomendasikan dari mulut ke mulut. Dan yang lebih parah lagi, ada juga yang tega meninggalkan bayi-bayi itu di tempat sampah, di jalanan. Sebagian bayi-bayi buangan beruntung ditemukan orang dan segera diselamatkan. Sebagian lain meninggal karena dehidrasi, kedinginan dan timbulnya komplikasi-komplikasi lainnya yang tak dapat dihindari ketika bayi itu ditinggal sendirian di jalanan.
Di sisi yang lain, di negara-negara maju, banyak pasangan yang setelah hidup bersama atau menikah, lebih memilih untuk menunggu dulu sampai akhirnya mereka merasa siap menjadi orang tua yang bertanggung jawab. Walaupun sebagian besar tidak mempunyai anak karena alasan ekonomi dan atau prinsip-prinsip yang mereka pegang


Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik. Perumusan masalah merupakan pemetaan faktor-faktor dan variabel-variabel yang terkait. Kualitas suatu penelitian tidak cukup dipertimbangkan berdasarkan kriteria-kriteria sebagaimana diuraikan sebelumnya. Kualitas suatu penelitian juga ditentukan oleh bagaimana masalah penelitian tersebut dirumuskan. Untuk dapat menyajikan perumusan masalah penelitian yang baik, perlu diikuti beberapa persyaratan sebagai berikut:
Masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik.
Dengan perumusan yang spesifik, akan dapat menunjukkan tentang gambaran yang lebih menfokus mengenai arah pemecahannya. Namun demikian, walaupun harus dirumuskan secara spesifik, peneliti pada waktu mengidentifikasi masalah penelitiannya, terlebih dahulu harus memberikan gambaran umum dan menyeluruh tentang masalah-masalah yang bersifat umum, agar peneliti tetap memiliki wawasan yang lebih komprehensif dan makro. Baru sesudah gambaran komprehensif dan makronya dibeberkan, pembatasan masalah penelitian yang sifatnya lebih spesifik dikemukakan. Hal itu disarankan, oleh karena masalah-masalah penelitian yang dirumuskan terlalu spesifik dan sempit, dikhawatirkan peneliti akan kehilangan dari konteks wawasan yang bersifat makro.
1. Masalah penelitian yang telah dirumuskan secara spesifik, harus diikuti dengan perumusan secara operasional. Dengan perumusan yang operasional terkandung maksud bahwa masalahnya menjadi mudah untuk diamati dan diukur indikator-indikatornya.
2. Masalah penelitian harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan deklaratif atau dalam bentuk kalimat pertanyaan. Banyak ahli menyarankan agar supaya masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, karena dengan bentuk pertanyaan, akan lebih memfokuskan pada jawaban atau pemecahan masalah yang akan diperoleh.
3. Masalah penelitian harus dirumuskan dengan kalimat yang sederhana, pendek, dan padat dan mencerminkan inti masalah yang diajukan. Pertimbangan ini diajukan agar masalah penelitian yang dapat difahami dengan mudah oleh pihak-puhak lain yang berkepentingan dengan penelitian yang akan dilakukan, tanpa adanya kemungkinan untuk diinterpretasi secara beragam dan membingungkan.
4. Masalah penelitian harus memiliki landasan rasional (dapat dinalar) dan diargumentasikan secara jelas, sehingga dapat meyakinkan pihak-pihak lain untuk menerimanya.
Rumusan masalah yang telah ditetapkan, pada tahap selanjutnya akan dijadikan dasar dalam menentukan tujuan yang akan mengarahkan pemilihan metode serta prosedur penelitian.

B.    KLASIFIKASI MASALAH SOSIAL DAN SEBAB-SEBABNYA
Dalam setiap usaha manusia dalam memnuhi kebutuhan hidupnya senantiasa tidak terlepas dari benturan-benturan antara nilai, norma-norma social dengan keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber kebutuhan yang diperebutkan. Jika nilai-nilai atau unsure-unsur kebudayaan pada suatu waktu mengalami perubahan, dimana anggota masyarakat merasa terganggu atau tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya melalui kebudayaanya tadi, maka timbul gejala-gejala social yang meresahkan masyarakat yang disebut dengan masalah social. Masalah-masalah social itu mungkin berupa kebutuhan-kebutuhan social atau mungkin juga kebutuhan-kebutuhan yang bersifat biologis. Masalah kebutuhan social dapat disebabkan oleh tidak seimbangan pergaulan dalam masyarakat, sedangkan kebutuhan biologis disebabkan kebutuhan-kebutuhan biologis tersebut sulit atau tidak bias lagi dipenuhi, seperti kebutuhan makan, minum dan sebagainya.
Soekanto (1995) mengatakan bahwa masalah social adalah ketidak sesuaian antara unsure-unsur dalam kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan hidupnya kelompok social, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok para warga kelompok social, sehingga menyebabkan rusaknya ikatan social.
Dalam keadaan masyarakat yang senantiasa berubah, banyak sekali timbul masalah-masalah social, yang mengakibatkan pula perubahan-perubahan terhadap nilai-nilai kemasyarakatan lama yang dianggap tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman. Jenis masalah social yang bervariasi, tergantung aspek-aspek kehidupan mana yang menyebabkan anggota masyarakat menjadi resah. Ada yang menganggap bahwa masalah social itu berupa keresahan masyarakat yang disebabkan oleh gejala-gejala kejahatan, ada pula yang mengatakan masalah social identik dengan kemiskinan, perceraian dan bentuk-bentuk pelanggaran hokum lainnya.
Timbulnya masalah social pada umumnya banayk disebabkan oleh factor-faktor tertentu, seperti kurang stabilnya perekonomian, factor psikologis, factor biologis dan factor kebudayaan. Wujud nyata dalam kehidupan masyarakat biasanya bermacam-macam seperti anomi, bunuh diri, disorganisasi, sakit jiwa dan lain-lain.
Menurut Daldjoeni dalam Abulsyani (1994:187) bahwa, masalah social dapat bertalian dengan masalah alami ataupun masalah pribadi, maka secara menyeluruh ada beberapa sumber penyebab timbulnya masalah social, yaitu antara lain:
1.  Faktor alam (ekologis-geografis), ini menyangkut gejala menipisnya sumber daya alam. Penyebabnya dapat berupatindakan eksploitasi berlebihan atasnya oleh manusia dengan teknologinya yang makin maju, sehingga kurang diperhatikan perlunya pelestarian lingkungan. Dapat pula karena semakin banyaknya jumlah penduduk yang secara otomatis cepat menipiskan persediaan sumber daya meskipun sudah dilakukan penghematan.
2.  Faktor biologis (dalam arti kependudukan), ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang dirasakan secara nasional, regional maupun local. Pemindahan manusia (mobilitas fisik) yang dapat dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas masalah pemukiman baik dipedesaan maupun diperkotaan
3.  Faktor budayawi, ini menimbulkan berbagai keguncangan mental dan berlalian dengan beraneka penyakit kejiwaan. Pendorongnya adalah perkembangan teknologi (komunikasi dan transportasi) dan implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan, keagamaan, serta pemakaian waktu senggang.
4.  Faktor sosial, dalam arti berbagai kebijaksanaan ekonomi dan politik yang dikendalikan untuk masyarakat.


1. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Factor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih dari apa yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidak adilan.
Pada masyarakat moderen yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problema social karena sikap yang membenci kemiskinan tadi.
Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi tetapi gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan disebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan primer sehingga muncul tunakarya, tuna susila dan lainnya. Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya problema tersebut adalah karena salah satu lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi.

2. Kejahatan
Sosiologi berpendapat bahwa kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses social yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku social lainnya. Tinggi rendahnya angka kejahatan berhubungan erat denga bentuk-bentuk dan organisasi social dimana kejahatan tersebut terjadi.
Para sosiologi berusaha untuk menentukan proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat. Analisis ini bersifat social psikologis. Beberapa orang ahli menekankan pada beberapa bentuk proses seperti imitasi, identifikasi, konsep diri pribadi dan kekecewaan yang agresif sebagai proses yang menyebabkan seseoran menjadi penjahat.
Selanjutnya dikatakan bahwa bagian pokok dari pola-pola perilaku jahat tadi dalam kelompok-kelompok kecil yang bersifat intim. Alat-alat komunikasi tertentu seperti buku, surat kabar, film, televise, radio, memberikan pengaruh tertentu yaitu dalam memberikan sugesti kepada orang perorangan untuk menerima atau menolak pola-pola perilaku jahat.
Untuk mengatasi maslah itu, kecuali tindakan preventif, dapat pula diadakan tindakan-tindakan represif antara lain dengan teknik rehabilitasi. Menurut Cressey ada dua factor konsepsi mengenai teknik rehabilitasi tersebut. Yang pertama menciptakan system dan program-program yang bertujuan untuk menghukum orang jahat tersebut. Sistem serta program-program tersebut bersifat reformatif, minsalnya hukuman bersyarat, diusahakan mencari pekerjaan bagi si terhukum dan diberi konsultasi psikologis. Minsalkan kepada narapidana di lembaga permasyarakatan diberikan pendidikan serta latihan untuk menguasai bidang tertentu, supaya kelak setelah masa hukuman selesai punya modal untuk mencari pekerjaan di masyarakat.
Suatu gejala lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah apa yang disebut sebagai white-collar crime, suatu gejalayang timbul pada abad modern ini. Banyak ahli beranggapan, bahwa tipe kejahatan ini merupakan ekses dari proses perkembangan ekonomi yang terlalu cepat. Karena itu pada mulanya gejala ini disebut business crime atau economic criminality. Memang white-collar crime merupakan kejahatan yang dilakukan oleh pengusaha atau para pejabat didalam menjalankan peranan fungsinya. Keadaan keuangannya yang relative kuat mungkin mereka untuk melakukan perbuatan yang oleh hukum dan masyarakat umum dikualifikasikan sebagai kejahatan. Golongan tersebut menganggap dirinya kebal terhadap hukum dan sarana-sarana pengendaliannya dengan kuat. Sukar sekali untuk memidana mereka, sehingga dengan tepat dikatakan bahwa kekuatan penjahat white-collar terletak pada kelemahan korban-korbannya.

D. PEMECAHAN MASALAH SOSIAL KEMISKINAN MELALUI PENDEKATAN INTERDISIPLINER DAN MULTIDISIPLINER
Masalah sosial merupakan suatu situasi dimasyarakat yang telah menjadi warisan yang turun temurun yang memerlukan perbaikan atau pemecahan, yang timbul dari kondisi masyarakat atau  lingkungan sosial, dan yang  menghendaki penerapan kekuatan sosial untuk memperbaiki atau untuk mengatasinya.
Masalah sosial timbul dari kondisi masyarakat atau lingkungan sosial yang meliputi berbagai komponen yang berupa aspek sosial biologis, aspek sosial budaya, aspek sosial ekonomi, aspek sosial politik, aspek sosial geografis,dsb. Segala aspek tadi mengadakan asosiasi dan interelasi satu sama lain membentuk suatu sistem.
Karena kehidupan sosial manusia sangat variabel maka metode pendekatan yang dapat diterapkan dimasyarakat yang berkenaan dengan pendekatan masalahnya tidak satu pendekatan saja. Didalam studi sosial ada dua pendekatan yang digunakan sebagai pemecahan masalah yaitu pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
Persoalan kemiskinan di indonesia merupakan fenomena global. Perlu dibahas tentang macam-macam dan sebab-sebab munculnya kemiskinan yang secara tidak langsung menjadi standar global itu.
1.   kemiskinan kebudayaan;
biasanya disebabkan adanya kesalahan pada subyeknya. Misalnya, malas, tidak percaya diri, gengsi, tidak memiliki jiwa wirausaha yang kompatibel, tidak mempunyai kemampuan dan keahlian,dsb.
2.   kemiskinan struktural;
ini biasanya terjadi disebabkan faktor eksternal yang melatar belakangi kemisikinan itu sendiri. Faktor eksternal itu biasanya disebabkan oleh kinerja pemerintahan diantaranya pemerintah yang tidak adil, korupsi, paternalistik, birokrasi yang  berbelit,dsb.
3.   kemiskinan ekonomi;
biasanya disebabkan oleh faktor pekerjaan yang sangat sulit untuk didapat. Kurangnya lapangan pekerjaan bagi kalangan bawah membuat kehidupan ekonomi yang kurang layak untuk masyarakat miskin. Melambungnya harga-harga kebutuhan yang tidak sesuai dengan penghasilan kalangan menengah ke bawah. Dengan indikator ekonomi maka kemiskinan bisa dilihat dengan beberapa pendekatan yaitu produksi, pendapatan, dan pengeluaran.
4.      kemiskinan social;
bahwa kemiskinan diakibatkan karena terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi dimana terjadi sebuah ketidaktahuan mengenai teknologi informasi yang diakibatkan kurangnya atau sempitnya interaksi antara masyarakat.
5.      kemiskinan psikologi;
terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir.
6.      kemiskinan politik;
berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.
 7.   kemiskinan pendidikan;
kurangnya pendidikan dan ilmu pengetahuan sedangkan Pendidikan secara luas merupakan dasar pembentukan kepribadian, kemajuan ilmu, kemajuan teknologi dan kemajuan kehidupan sosial pada umumnya.
Kemiskinan yang terjadi merupakan masalah yang harus ditanggung secara bersama, tidak hanya pemerintah yang melakukan penanggulangan kemiskinan tetapi masyarakatpun harus ikut serta dalam pemecahan masalah kemisikinan. Dengan melakukan terapi dari berbagai aspek diharapkan bisa membantu kemiskinan yang ada
Pemecahan melalui aspek ekonomi ; Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan lingkungan yang mampu mendorong pengembangan umkm secara sistemik, mandiri dan berkelanjutan. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap lapangan kerja sehingga mengurangi masalah pengangguran. Karena pengangguran merupakan masalah terbesar di Indonesia.
Pemecahan aspek social ;  digalakkannya pembangunan didaerah sehingga ineraksi social bisa lebih meningkat dengan adanya pembangunan dan teknologi yang mendukung.
Pemecahan aspek struktural ; menghapuskan korupsi, sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga masyarakat tidak bisa menikmati hak nya.
Pemecahan aspek psikolgi ; menanamkan rasa percaya diri dan mengembangkan kreatifitas didalam lingkungan social, dan memberikan pelayanan social kepada masyarakat.
Pemecahan aspek pendidikan ; memberikan informasi-informasi bahwa pendidikan sangat penting didalam kehidupan social, apalagi sudah diterapkannya wajib belajar 9tahun dengan bebas biaya.
Pemecahan aspek teologi ; menggalakkan program zakat, didalam ajaran islam zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan diantara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya dan miskin.
Pemecahan aspek kebudayaan ;  mengikuti berbagai pelatihan kursus sebagai pengembangan diri agar mempunyai kemampuan dan keahlian.
Dari pendekatan berbagi aspek yang saling berkaitan didalam pemecahan masalah sosial diharapkan bisa membantu mengurangi masalah sosial kemiskinan di indonesia. Studi sosial merupakan bidang studi yang bisa membantu didalam lingkungan sosial.